Kabar Bahagia
Prensensiku, barangkali tidak menunjukan adanya resonansi yang berarti. Absensiku, bisa jadi suar berita menggembirakan yang paling kau nanti. Kau tahu—kepala ini penuh dengan bising suara menggema di dalam sana, Pikirku, "If I was a bird, my wings are broken, Do I still relevant to aves? Tidak mampu terbang, penuh luka, dan gapaianku ke langit tidak bersahabat seperti biasanya." Apakah datangnya aku memicu rasa muak? Lihat wajahku, dapatkah kau temukan rasa kesal yang terus berkecamuk? Suaraku, apakah kaset kusut yang kau tampik tuk kamu simak betul-betul? Semua inderamu, kiranya tak berbesar hati untuk sudi hingga menolak eksistensiku? Segala upaya daya ku tempuh, aspirasi golongan ku adu. Namun, rupanya tibalah aku dipersimpangan; sadar aku—disandera oleh ragu, diberi rasa sendu. Hujan berteman sepi, mobil truk di luar menepi, aku memeluk diriku sendiri. AS 13.04.2025