#KOBER : Optimalisasi Design Patterns di Portal Database Jurnal
Moshi moshi! Kembali lagi sama ogut. Kali ini dalam rangka mengisi kegabutan menjadi lebih produktif, gue bakal bawain artikel blog yang ciamik banget. Yup yup yup, pada artikel perdana tahun 2021 kali ini, gue bakal kupas tuntas tentang fitur-fitur yang membantu kalian dalam mencari hasil informasi yang akurat pada alat telusur informasi, khususnya di portal database jurnal (Ternyata, model ini bisa juga diaplikasiin sama search engine lain atau fitur search yang ada di suatu apps. Mungkin ada yang beda format kali yah. Menyesuaikan aja, gan, tapi kurleb hampir-hampir mirip lah)
Sebelum masuk ke fitur-fiturnya, kalian harus tau dulu ya, kalau portal database jurnal itu variatif banget alias banyak dan beragam. Portal database jurnal itu isinya himpunan jurnal-jurnal ilmiah yang mempermudah kita dalam mencari artikel penelitian guna kepentingan akademis (biasanya) yang disediakan dalam satu web. Scopus, Emerald Insight, Science Direct, JSTOR, EBSCO merupakan sebagian kecil dari contoh portal database jurnal internasional yang udah familiar banget di telinga kalian, kan?
Nah, pada portal database tersebut tersebut terdapat fitur-fitur pencarian yang bisa banget kalian manfaatkan semaksimal mungkin, lho, guys, atau kemungkinan sebagian besar dari kalian udah tau keberadaan fiturnya, tapi belum paham manfaat serta penggunaannya. Tanpa banyak omong lagi, ayok baca sampai habis yaaa!!!!
AUTOCOMPLETE
Fitur autocomplete ini merupakan fitur yang ajaib zimzalabim ala-ala, lho! Kok gitu, Sav? Oiya, jelas! Fitur ini ibaratnya udah bisa memprediksi keyword yang akan kita tulis pada search box. Misalnya, kita mau cari artikel di portal database jurnal mengenai database, kemudian kita baru aja ngetik keyword ‘database’ pada search box. Lalu, di bagian bawah search boxnya bakal ngasih kita semacam suggestions disebut dengan fitur AUTOCOMPLETE.
Manfaat fitur ini apa, sih? Pertama, autocomplete ini gunanya untuk membantu kalian dalam mengefisienikan waktu dalam mengetik di search box. Kedua, bisa mengeroksi ejaan kalian kalau-kalau aja ada typo. Ketiga, membantu kalian dalam menemukan keyword yang mengandung istilah-istilah yang mungkin kalian kalian gak tau sama sekali atau sekedar lupa. Gimana? Kalian udah paham belum? Nah, buat lebih jelasnya, gue bakal demonstrasiin cara fitur autocomplete ini bekerja. Pada contoh ini, gue pakai portal database jurnal EBSCO ya :D
BEST FIRST
Dalam mencari informasi di portal database jurnal, kalian kan cari berdasarkan keyword yang udah kalian masukkan di search box, ya kan? Nah, kalau udah, nanti tampilannya bakal berubah ke hasil pencarian informasi yang udah tersaring berdasarkan keyword tersebut. Kalian suka penasaran nggak, sih, hasil informasi yang paling atas-atas itu mengindikasikan apa? Yup, itu hasil dari best first, itu kemungkinan hasil yang paling cocok berdasarkan keyword yang udah kalian masukkan sebelumnya. Biasanya, best first itu adalah TOP 3 informasi dari hasil pencarian alias 3 artikel teratas.
TOP 3 itu dapet poin akurasi sebanyak 80%, sisanya alias 3 ke bawah bakal dapet poin yang semakin ke bawah semakin dikit (agak belibet, sih, tapi semoga paham yak!) TAPI TAPI TAPI, poin akuraasinya itu variatif banget ya, tergantung pada user, task model, dan interface web (berhubung ketiga istilah itu teknis di ranah IT banget dan bukan porsi gue untuk menjelaskan karena saya bukan praktisi dibidang UI/UX woeee, kalian bisa searching mandiri tentang Task Model, Users, and Interface Web. Oke? Maringono, kita lanjutkan saja).
Terus nabrak, suatu web searching pasti punya algoritma yang berfungsi dalam mengurutkan hasil pencarian, tuh. Nah, algoritmanya itu apa aja, sih? Ada relevance, popularity, date, format, personalization, dan diversity (kalian kalo mau lebih lanjut tentang algoritma sabi banget cari lebih lanjut, siapa tau pengen berkarier jadi UI/UX designer. Kalo aku jelasin di sini takut dikira banyak omong >.<). Gue bakal ngasih contoh best first pada hasil penelusuran yapppp.
FEDERATED SEARCH
OKEE, next. Ada federated search, nih. Apa, sih, itu? Singkatnya federated search ini fitur yang memungkinkan kalian untuk memilih banyak database dalam mencari artikel penelitian di portal database jurnal. HAH? Gimana maksudnya tuh? Iya, jadi kalian bisa milih beragam, berbagai, sebanyak apapun database yang udah disediakan sama portal database jurnal secara bersamaan biar hasil penelusuran kalian bervariasi gitu, lho. Emang agak belibet banget, guys. Mana gue juga nggak jago bikin narasi yang efektif juga fufufufu #bersedih.
Segitu aja, nggak ada yang bisa gue bahas lebih jauh tentang federated search karena memang sekompleks itu dan kapasitas otak gue buat nulis memang seminim itu. Hiks. Di bawah ini, gue kasih contoh fitur federated search dari portal database jurnal EBSCO aja kali, ya, biar semakin tercerahkan.
FACETED NAVIGATION
Kalo faceted navigation itu gimana? Nah, jadi hasil informasi yang dicari kan buanyak banget dan variatif sekaleee dari suatu kata kunci. Portal database jurnal pasti wajib-kudu-harus ngadain suatu fitur buat limitasi dan filter dari hasil informasi yang dicari agar informasi yang dicari jadi lebih spesifik, sehingga…. kalian gak perlu tuh nyusun ulang keyword. Fitur ini menyajikan filter berdasarkan jenis publikasi, rentang waktu publikasi, subjek artikel dll., gengs.
Fitur ini dihadirkan agar informasi yang terpanggil jadi lebih sedikit dan lebih presisi, yang mana imbasnya kalian tidak perlu buang-buang waktu milah-milah artikel penelitian yang kepanggil yang bisa sampe 10.000 artikel dari hasil pencarian berdasarkan keyword yang klean masukkan di search box. Fitur biasanya ada di sidebar sebelah kanan yuppp. Ini ada contoh fitur yang ada di Science Direct.
ADVANCED SEARCH
Fitur ini biasanya menyediakan multiple search box dalam ngebantu kalian menelusuri informasi. Terus kalian juga bisa filter hasil pencarianmu berdasarkan format dokumen, jenis keteraksesan dokumen, tahun terbit, dll. di bagian search option. Selain itu, advanced search juga menghasilkan hasil penelusuran yang sedikit, namun informasi tersebut dianggap paling presisi dengan informasi yang lagi kalian cari. Dalam praktiknya, advanced search menggunakan Boolean operator (AND, OR, NOT).
AND = informasi yang ditemukan berupa gabungan keyword. Tujuannya untuk mempersempit hasil informasi yang ditemukan.
OR = Informasi yang ditemukan adalah semua informasi yang terkait dengan keyword. Tujuannya untuk memperluas hasil informasi yang ditemukan.
NOT = Informasi yang ditemukan berupa pengecualian, yang tidak mengandung keyword yang tertulis di belakang operator.
Visualisasi penjelasan Boolean operator
Sumber : Perpustakaan Slippery Rock University
Contohin dong gimana pake Bolean operator? Oke. Gue kasih contohnya dan cara bacanya.
(“heart attack” OR “myocardial infarction”) AND diabetes AND NOT cancer.
Cara bacanya: (“serangan jantung” ATAU “myocardial infarction”) DAN diabetes DAN BUKAN kanker.
Jadi, kita mau cari artikel tentang serangan jantung ATAU bahasa ilmiahnya itu myocardial infarction DAN tentang diabetes DAN BUKAN yang terkait sama kanker.
*note : Penggunaan tanda petik (“…”) itu buat memunculkan istilah yang nggak bisa terpisahkan. Contohnya kaya istilah “serangan jantung”. Nanti, informasi yang bakalan muncul itu bakalan memuat istilah serangan jantung. Lain halnya kalo cuma nulis serangan jantung (tanpa tanda petik), nah informasi yang bakalan muncul bukan hanya istilah serangan jantung aja, tapi bisa juga serangan dan jantung atau serangan aja atau jantungnya.
Terus, penggunaan tanda kurung fungsinya mirip sama konsep matematika pas SD, guys, yaitu isolasi atau pemisahan tersendiri dalam perhitungan yang harus didahulukan. Misalkan ya, Covid-19 AND (Jawa Tengah OR Yogyakarta), begitu, beb.
Sebenernya, konsepnya tuh hampir mirip sama SEO di Google, sih. Jadi, kalo kalian udah terbiasa pake istilah atau simbol buat searching di Google, kayanya pas pake advanced search di portal database jurnal kerasa familiar, deh.
Untuk tampilannya, biasanya advanced search modelnya ada yang Boolean operatornya cuma di klak-klik aja di drop-down list di samping search box (contohnya di portal EBSCO) tapi ada juga yang modelnya manual alias kalian ngetik sendiri dasar logika Boolean-nya, nggak bisa langsung klak-klik (contonya di portal Science Direct) atau bahkan udah ada search box yang modelnya dipisah-pisah berdasarkan fungsi Boolean operator yang mau dipake (contohnya di portal Springer Link) Bedanya itu aja, sih. Fitur search option yang buat ngefilter informasi yang mau dicari (yag udah gue sebutin di awal) masih tetep ada, kok. Gue kasih SS tampilannya aja kali ya. Btw, gue ngasih SS lengkap dari tampilan advanced search-nya EBSCO, karena panjang banget, bok, search option-nya.
Tampilan advanced search EBSCO
Tampilan Advanced Search Springer Link
PERSONALIZATION
Personalisasi ini kayanya bisa disemua aspek yang bersangkutan sama akun digital, kaya e-commerce, sosial media, google, dan tentu saja di database jurnal. Personalisasi singkatnya kaya nyajiin informasi yang dibutuhkan berdasarkan kebiasaan pengguna. Contohnya, kalian adalah Shawol (fans SHINee) dan punya akun fangirling lah ya di twitter. Suatu hari kalian pengen cari tahu schedulenya salah satu member SHINee, Minho. TAPIKAN artis SoKor yang namanya Minho buanyak. Ada Lee Minho (aktor), Song Minho, Lee Minho (SKZ), dll. (hampura kalo ada yang nggak kesebut). Nah, bingung kan nanti kalian mau searching di twitter tentang Minho SHINee dan ngetik di search boxnya pakai kata kunci 'Minho' yang muncul malahan Minho yang lain, bukan Minho SHINee. Maka dari itu, inilah perannya personalisasi. Dengan kalian punya akun dan login di perangkat gadget. Nanti, platformnya bakalan analisis kebiasaan kalian yang misalnya selalu rt/rep/like hal-hal yang berkaitan dengan SHINee, jadinya nanti kalo kalian pengen cari tahu tentang Minho SHINee dengan ngetik 'Minho' aja di search box bakalan muncul Minho SHINee (dah kaya simsalabim), nggak salah alamat ke Minho yang lain. Plis, jangan tubir yaaaa, itu cuma perandaian. Gak ada tujuan apa-apa selain mau ngasih analogi, kok, suwer!
NAH, kalo dalam portal database jurnal gimana tuh? Gue bakal jelasin personalisasi dalam database jurnal SAGE aja, yak. Sebelumnya, gue bakal jelasin kalo di SAGE ada 3 opsi login yaitu ada individu, institusi, dan perhimpunan. Sebelum sistem personalisasi bekerja, kalian kudu punya akun dulu yak dan login, yang nantinya bisa dipersonalisasiin oleh sistemnya. Oiya, setiap opsi login punya kelebihan yang beda. Log-in pakai akun personal itu bisa save jurnal favorit dan bisa daftar untuk pemberitahuan email tiap jurnalnya update, bisa nyimpen daftar pencarian, ngedit informasi akun, dan mengaktifkan langganan pribadi dan akses konten. Login pake akun institusi bisa ngeliat atau download semua konten yang udah langgan sama institusi lau. Sedangkan, login pake akun perhimpunan gitu, lau bisa ngeliat atau download semua konten yang dapat diakses sama suatu perhimpunan.
PAGINATION
Tahap ini, kamu bisa milih opsi dari tampilan dari hasil penelusuran kamu. Misalnya, kalian mau di satu halaman hasil pencarian itu berisi 50 artikel? Tenang, itu bisa diatur, sob. Selain itu, kalian bisa atur-atur ajalah, tampilan model artikel dari hasil pencarian kalian sendiri mau kaya gimana. Mulai dari page layout yang mau ada berapa kolom, format dari hasil pencarian mau yang keliatan judulnya aja, judul dan abstrak, atau lengkap dari judul, abstrak, sampe keyword. Semuanya bisa kalian atur hohohoho. Gue kasih contoh aja deh, pagination di portal database jurnal EBSCO (yang dikotakin warna hitam yak, maap jelek bener nandainnya).
ACTIONABLE RESULT
YUHU! Sampailah kita di penghujung ini. Yapss, actionable result. Suatu ACTION! dari suatu hasil informasi yang udah kita cari. Kalau kita mau cari artikel penelitian di portal database jurnal, kita harus nyari relevansi antara informasi yang kita butuhkan dengan hasil pencarian yang kita temukan. Ceritanya mah screening dulu gitu yak. Mulai dari lihat judul, baru ke abstrak, dan bisa ngeliat kesimpulannya supaya ada argumen (tsaah!) yang kuat kenapa kita harus pakai artikel tersebut. Ya, begitu. Tahap ini cuma kaya tahap penggunaannya, sih. Kalian bisa unduh artikelnya dan save, bisa juga di share ke berbagai platform, dan bisa juga gunain fitur “cite” yang tersedia buat ngasih referensi cara mengutip sesuai pedoman yang kalian gunakan (Harvard, APA, dll). Action ini tahap terakhir dalam penelusuran informasi karena sifatnya dah bismillaf-final-fix banget. Jadi, bisa dibilang tahap ini adalah tahap penggunaan atau pemanfaatan dari artikel penelitian yang kalian temukan untuk memenuhi kebutuhan informasi kalian.
---
Yeay! Dah beres. Panjang banget, buset. Maaf banget kalo ada istilah belibet yak. Gue di sini cuma mau sharing dalam rangka menulis #KOBER alias konten bermanfaat (semoga). Btw, design pattern ini bisa juga diterapin ke platform lain ya (kurang lebih), cuma mungkin ada di beberapa fitur yang berbeda atau nggak diadain gitu. It’s okay, kan UI/UXnya beda-beda dan menyesuaikan pada fungsi di tiap platformnya. Simpan dan bookmark tulisan ini karena sape tau lau lau semua di masa depan mo jadi UI/UX designer, Web Development, atau mau bagian teknis IT yang ngurus data mining di web korporat yekan, karena ini kan ilmu-ilmu informasi dasar gitu ya, gan, jadi kupikir bisa diperlukan sama naks IT dan yang interest sama IT juga dong tentunya.
Dah, kayanya gitu dulu aja. Sampai tulisan ini beres, tidak terasa saya nulis sebanyak 2000+ kata dalam 12 halaman words (akibat keakehen omong) Bagikan kalo merasa ini bermanfaat untuk dibagikan ya, teman-teman (jiaaakh). Saran dan kritik, seperti biasa aku bakal terima dengan hati yang lowong. Segitu dulu tulisan kali ini, nanti balik lagi sama konten-konten lain dari ogut. Oiya, maaf juga kalo indensinya berantakan, jadi kesan paragrafnya acakdut banget. Gue udah berusaha ngebenerin, tapi malah makin gaje. Duh, maaf yak jadi gregetan kalian liat paragrafnya agak mencang-mencong, tapi dikit kok. Semoga dimaafin. Kurang lebihnya, dimaafin banyak-banyak. Bye! :D
Sumber:
http://lib.ugm.ac.id/ind/?page_id=410
https://sru.libguides.com/c.php?g=531870&p=3883641
Ingatan saya yang masih tersisa pada mata kuliah Temu Balik Informasi (Information Retrieval)
Morville, P & Callender, J. (2010). Search Patterns: Design for Discovery (1st ed). Canada: Peter & Jeffery
Comments
Post a Comment